Sang Pejuang
Bulir-bulir air mata
Membasahi kerinduan
Saat mengingat sapaan lentiran jari-jarimu
yang mencoba mengingatkan
Bagaimana aku harus melawan hidup.
Saat aku di tengah-tengah ke buntuhan arah
Betapa ku inginkan,ku rindukan
Ke dua lentikkan jari-jari itu
Yang pernah mencoba
Membuka ke dua bola mataku,
Dan Saat itu wajah mu, terlihat jelas
Memaksakan aku untuk memenangkan
pertempuran melwan hidup,
Dan cara menggunakan pusaka
Ketika jatuh,kembali bangkit tanpa putus asa.
Aku abaikan, bahkan selamanya hanya menjadi penyesalan, ketika saat itu
Syair-syair perjuanganmu, yang tak putus asa
Membariskan satu-persatu langkah
Yang kau arahkan dengan harapan
Aku yang terbaik.
Sang pejuang itu adalah
AYAH.
Puisi Sang Pejuang Karya Ahmad Rio
Arti Puisi Sang Pejuang Karya Ahmad Rio
Puisi ini menggambarkan sosok peranan AYAH yang Pernah ku asingkan, atau lebih tepatnya Si penulis mengabaikan ayahnya yang telah menasehatinya. Namun Penulis menyesal karena sudah tidak bisa menjumpai Ayahnya lagi, hanya kerinduan ingin bertemu Ayah yang tersisa. Namun penulis tetap mengingat nasehat sang Ayah dan perlakuan baik Ayah kepada anaknya.