GugurIa merangkakdi atas bumi yang dicintainyaTiada kuasa lagi menegakTelah ia lepaskan dengan gemilangpelor terakhir dari bedilnyaKe dada musuh yang merebut kotanyaIa merangkakdi atas bumi yang dicintainyaIa sudah tualuka-luka di badannyaBagai harimau tuasusah...
Home » Posts filed under Puisi Perjuangan
Showing posts with label Puisi Perjuangan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Perjuangan. Show all posts
Bambu Runcing Karya Rayhandi
Bambu Runcing
Di ujung bambu tajam menyikat
Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh
Ujung bambu jadi saksi
Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar
Rasa cinta tanah air
Menyatu di...
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini Karya Taufiq Ismail
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang...
Diponegoro Karya Chairil Anwar
Diponegoro
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan...
Puisi Di tepi Harapan Karya Sasky Oktafian Nabilla
DI TEPI HARAPAN
Mengadu bersilih sendu
Tua ladam menghantar padam
Hujan rindang berkoyak malam
Bertopang menghantarkan berduri
Berduri lain gerigi
Memandang saling teruji
Dara pekat
Lekat berkarat
Berkarang beragam laktat
Memantang
Berkawan siulan
Batu merah...
Hari Kemerdekaan 17 Agustus Karya Zahni Hafizh Atsari
Hari Kemerdekaan 17 Agustus
17 Agustus 1945
Hari ini aku menghadap sang saka
Hentak beraniku menyosong citaku
Suci jiwaku menggapai harapanku
Aku anak bangsa Indonesia
Suara lantang menyuarakan
Merdeka...,Merdeka...,Merdeka...
Majulah Indonesiaku
Hari ini......
Aku Karya Chairil Anwar
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang...
Subscribe to:
Posts (Atom)